Pertumbuhan tenaga kerja yang terus meningkat, tidak sebanding dengan lapangan kerja yang tersedia menambah semakin tingginya persaingan dalam mencari pekerjaan. Akibatnya angka pengangguran terus bertambah dan semakin jauh dari kemakmuran. Seorang sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari prosentase keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan. Oleh karena itu jiwa untuk menjadi wirausaha harus ditumbuhkan, dengan ditumbuhkembangkannya pengetahuan seputar kewirausahaan, akan membangkitkan semangat masyarakat Indonesia khususnya generasi muda atau mahasiswa, untuk ikut menciptakan lapangan kerja dengan berwirausaha, tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeking). Dengan dilandasi semangat nasionalisme bahwa bangsa Indonesia harus mampu bersaing dikancah percaturan perekonomian dunia, maka akan banyak mahasiswa yang termotivasi untuk meningkatkan kualitas dirinya dan mencetuskan ide-ide kretaif dalam bidang kewirausahaan yang berdaya saing tinggi. Hal inilah yang mendorong Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang pada hari Minggu, 20 Desember 2015 di Grand Saraswati Hotel menyelenggarakan Seminar Nasional Kewirausahaan dengan tema “Membangun Wirausaha yang Kreatif dan Inovatif Menuju Indonesia Mandiri “.
Seminar Nasional Kewirausahaan ini di hadiri 240 peserta dari Universitas Pandanaran Semarang, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Stikubank Semarang dan Universitas Patimura Maluku, dengan menghadirkan pembicara akadimisi Prof. Vincent Didiek Wiet Aryanto, Ph.D dan praktisi Ir. Erie Sasmito Ketua Asosiasi Mebel Indonesia ( Asmindo) Jawa Tengah dan pelaku wirausaha yang sukses mengembangkan beberapa bisnis usaha, serta di moderatori oleh Dra. Cicik Harini, MM.. Acara dibuka oleh Rektor Universitas Pandanaran Ir. Stevanus Joko Saryono, M.Si, dalam sambutannya disampaikan bahwa untuk menguatkan orientasi dan wawasan entrepreneurship Universitas Pandanaran telah menyiapkan program strategis yaitu IEBS (Integrated Edu-Business Services) yang menghubungkan mahasiswa dan dosen Unpand bekerja sama memberikan layanan professional (keahlian di masing-masing program studi kepada pemerintah, dunia usaha, dunia industry dan masyarakat luas).
Prof. Vincent Didiek Wiet Aryanto, Ph.D menyampaikan materi dengan judul “Berwirausaha melalui Internet (Technopreneurship)” dimana melalui teknologi internet seorang wirausaha mampu menjangkau pemasaran seluas-luasnya tanpa harus bertemu/bertatap muka dengan calon pembeli. Sebagian besar pengguna internet mengakses internet melalui telepon seluler, dan berdasarkan survey pengguna internet terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menjadi peluang bagi technopreneurship untuk menggunakan fasilitas tersebut sebagai sarana promosi sekaligus melakukan transaksi dengan customer dari beberapa negara dipenjuru dunia. Berdasarkan data dari APKOMINDO tahun 2015, diperoleh informasi bahwa pangsa pasar belanja online 57%, mengalahkan belanja off-line., 24% dari total pengguna internet menjadi pembelanja online dan nilai belanja online meningkat dari Rp. 21 trilyun menjadi Rp.50 trilyun. Hal ini merupakan peluang bagi para mahasiswa untuk bisa memulai usaha melalui jejaring internet, adapun cara memulai bisnis via internet ini adalah : 1. Memanfaatkan google adsense, 2. Menjual berbagai produk e-book, video, audio, software, hardware dsb. 3. Menjual jasa online (translator, pengetikan, pengolahan data, pemandu wisata dsb). 4. Mengisi berbagai kolom survey berbagai perusahaan besar. 5. Menulis di Internet (blog dsb kaitkan dg google adsense). 6. Jual beli domain website dsb. 7. Membuat bisnis via afiliasi.
Selanjuntnya Ir. Erie Sasmito selaku pembicara dari praktisi, menyampaikan pengalamannya menjadi wirausaha serta memberikan kiat-kiat bagi calon wirausaha. Mental yang kuat,dan keberanian menjadi modal utama untuk memulai suatu usaha dan ini sudah merupakan setengah dari kemenangan yang akan diraih. “ Jangan takut bila usaha yang dirintis nantinya akan mati/gagal, toh nantinya kita juga akan mati” demikian motivasi yang diberikan kepada seluruh peserta, artinya untuk mengambil suatu keputusan memulai suatu usaha harus segera dilakukan, jangan menunda hanya karena bayangan ketakutan akan kegegalan. Dalam proses berjalannya suatu usaha pasti ada pasang surutnya, dan itu harus disikapi dengan rasa percaya diri bahwa “saya harus sukses”. Seorang wirausaha tidak harus pandai dibidang akademis saja, tapi harus mampu memahami ilmu komunikasi dengan baik, yang dapat dimulai sejak duduk dibangku kuliah. Wirausaha tidak harus menciptakan sesuatu yang baru, tapi dapat dilakukan dengan mengekplorasi dan mengekploitasi yang sudah ada, namun diperlukan daya inovasi dan kreatifitas yang tinggi .
Membangun wirausaha yang kreatif dan inovatif sangat diperlukan, apalagi pemerintahan saat ini dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden yang berasal dari kalangan pengusaha, sehingga banyak kebijakan yang ditetapkan berupaya untuk mendorong tumbuhnya wirausaha. Pemerintah berharap dengan semakin banyaknya penduduk menjadi wirausaha, maka ekonomi mereka akan mandiri,dan tidak akan bergantung pada sistem ekonomi kapitalis. Pemerintah telah menyediakan modal bagi para pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga yang kompetitif, hasil keuntungan usaha disimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga perputaran uang semakin lancar, dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah sehingga mampu menembus pangsa pasar global, yang nantinya menaikkan neraca ekspor-impor dan akan menambah devisa negara secara signifakan, maka dengan hal tersebut sangatlah jelas, bahwa kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting untuk menaikkan harkat martabat suatu bangsa dikancah internasinal.
Pada sesi tanya jawab, banyak peserta yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bertanya secara langsung kepada narasumber, karena terbatasnya waktu, namun demikian peserta dapat menyampaikan pertanyaannya melalui email. Banyak manfaat yang dapat diambil dari penyelenggaran seminar ini, antara lain diharapkan para peserta yang kebanyakan dari usia muda, dapat lebih mengenal wirausaha. Hal ini akan mendorong para usia muda untuk mencoba memulai usaha sejak dini dan nantinya akan dapat menekan angka pengangguran. Dengan adanya budaya wirausaha dikalangan pemuda, maka akan memunculkan figur mandiri, inovatif, selalu berkembang, dan yang paling penting tidak bergantung pada pekerjaan menjadi pegawai, karyawan, dsb.